Wednesday, June 19, 2013

Lamunan di Kamar Mandi

Hallo! Tadi secara tiba-tiba, pas lagi di kamar mandi, I remembered about my past. Cerita yang ga seharusnya ditulis sekarang, setelah sekian lama. Mungkin saya terlihat kekanak-kanakan karena masih menyimpan peristiwa ini dalam benak saya, tapi ini memang cerita menyakitkan yang tak mudah saya lupakan *lebay to-the-max.

Ceritanya, pas SMP, kelas 8 tepatnya. I had a crush. And I lost him for my bestfriend.
Pas kelas 7, kami berenam masih sama-samasatu kelas, pas kelas delapan, saya dan teman-teman berpisah sesuai dengan proficiency level masing-masing. Karena saya ga pinter-pinter banget, jadi terbuang. Teman-teman saya yang lain masuk ke kelas grade A, saya jadi jarang kumpul sama mereka.
Singkat cerita, pas kita lagi ngumpul, salah satu temen saya nyletuk, "eh, itu si 2210"
Saya tanya ke mereka, siapa "2210" but they gave me wrong name.
Pas lagi ada acara di masjid sekolah, saya iseng tuh buka SMS temen saya yang suka sama gebetan saya. SMS dari temen dekat kami yang pada saat itu pindah sekolah ke Bandung. Saya lupa isi SMSnya, tapi kurang lebih mengenai "gapapa lah kamu suka sama ***" nah, pas saat itu, saya baru sadar kalo teman baik saya itu suka sama gebetan saya, 2210 itu adalah ***, dan semua teman baik saya tau kalo dia suka sama dia, bahkan sampai teman yang sudah ada di luar jangkauan pun tau.
Apa yang masih mengganjal di benak saya adalah, it was ok to see my bestfriend happy, although it hurt me. I just felt betrayed. Di saat semua orang yang sudah saya anggap dekat dengan saya tahu sesuatu, saya sendiri disekeliling mereka yang tidak tau apa yang mereka bicarakan. Di saat mereka ngobrolin orang yang berinisial 2210 itu, saya hanya ikut "cie-cie" ke orang yang salah. Kalo sekarang, pengenya teriak di depan muka mereka, "KALIAN INI ANGGEP AKU APA?"
Sampai akhirnya si teman itu jadian sama si gebetan, I always answered, "ga apa-apa" when she asked, "mimit kenapa?" Dulu ga punya keberanian untuk ngomong, "sakit." Sampai sekarang masih sakit. Perasaan dikhianati oleh orang-orang yang saya anggap sudah seperti keluarga itu ga ilang sampai sekarang. Sampe dulu pernah ngelakuin hal gila untuk nutupin rasa "sakit" itu. Ini mungkin hal tergila yang pernah saya lakuin. Pura-pura punya pacar. I created a boy, I created the story, I created a lie. I was a big liar. Sebagai seorang remaja yang baru bejanjak dewasa, saya ga tau apa yang harus saya lakukan. Jadilah saya lakukan hal yang menurut saya adalah hal terbodoh yang pernah saya lakukan.
Sekian deh.

No comments:

Post a Comment